Thursday, March 31, 2011

Review: Matahari Yang Mengalir

Matahari Yang MengalirMatahari Yang Mengalir by Dorothea Rosa Herliany

My rating: 4 of 5 stars


LUKISAN DINDING (hal.9)



Kau lihat matahari telah mengabadi
Pada bingkai di atas ranjang tidurmu
Tak perlu jendela itu, sebab
Abad yang terus berpacu
Kau lihat angin yang datang melapukkan
Daun pintu?

Masuklah lewat mimpi jika
Ingin bergegas
Abad pun lebih kekal menunggu
Dan kita berkemas
Menyambut ketukan
Pada pintu



NYANYIAN MATAHARI (hal.12)

Barangkali hanya daun yang meratap
Sebelum dipeluk dingin tanah yang fana
Detik-detik jam yang membatasi usia
Meninggalkan getar bisik matahari
Barangkali hanya daun

Bayangan pun masih mengabur pada dahan
Saat melayang, dilepaskan doa-doa kekal
Syair yang diucapkan gelap malam
Ranjang yang senantiasa menjanjikan
Mimpi maha panjang

Barangkali hanya daun
Ditikam ombak pada jantungnya


View all my reviews

Review: Kepada Cium

Kepada CiumKepada Cium by Joko Pinurbo

My rating: 4 of 5 stars


Baca bareng GRI


Maghrib (hal.21)

Di bawah alismu hujan berteduh.
Di merah matamu senja berlabuh.


Kepada Mata (hal.38)

Kaulah matahari malam
yang betah berjaga menemani saya,
menemani kata, sehingga saya
tetap bisa menyala
di remang redup kata.


View all my reviews

Review: Hujan Bulan Juni

Hujan Bulan JuniHujan Bulan Juni by Sapardi Djoko Damono

My rating: 4 of 5 stars


Dibaca dalam rangka Bareng GRI Buku Puisi.



DALAM DOA: II (Hal. 16)


kupandang ke sana: Isyarat-isyarat dalam cahaya
kupandang semesta
ketika Engkau seketika memijar dalam Kata
terbantun menjelma gema. Malam sibuk di luar suara

kemudian daun bertahan pada tangkainya
ketika hujan tiba. Kudengar bumi sediakala
tiada apa pun di antara Kita: dingin
semakin membara sewaktu berhembus angin



SONET:X (Hal.25)

siapa menggores di langit biru
siapa meretas di awan lalu
siapa mengkristal di kabut itu
siapa mengertap di bunga layu
siapa cerna di warna ungu
siapa bernafas di detak waktu
siapa berkelebat setiap kubuka pintu
siapa mencair di bawah pandangku
siapa terucap di celah kata-kataku
siapa mengaduh di bayang-bayang sepiku
siapa tiba menjemputku berburu
siapa tiba-tiba menyibak cadarku
siapa meledak dalamku
: siapa Aku



View all my reviews

Saturday, March 19, 2011

Review: Rindu

RinduRindu by Sefryana Khairil

My rating: 3 of 5 stars


This world full of pain. I need someone who would help me through the rain, to comfort me when I'm sad, when I cry, and doing everything just to make me glad.


Dalam hidup terkadang Allah menguji kita. Satu hal yang pasti, saat ujian itu datang, jangalah kita terpuruk dalam kesedihan yang berlarut-larut.

seperti kata peri kecil

saat kita kehilangan sesuatu,
terkadang kita larut dalam kesedihan
dan akhirnya lupa untuk bersyukur

Berat memang ketika kita harus kehilangan seseorang yang kita sayangi, untuk keluar dari lubang hitam kesedihan tak semudah membalikkan telapak tangan. Bersyukur dan dukungan dari orang2 yang menyanyangi kitalah yang dapat membuat kita dapat bertahan.


View all my reviews

Thursday, March 17, 2011

Review: Morning Light

Morning LightMorning Light by Windhy Puspitadewi

My rating: 3 of 5 stars


A true friend knows your weaknesses but shows you your strenghs; feels your fears but fortifies your faith; sees your anxieties but frees your spirit; recognizes your disabilities but emphasizes your possibilities. — William Arthur Ward

Ini buku kedua dari Windhy yang aku baca. Satu hal yang aku suka dari Windhy bukunya selalu nyaman dibaca dan terkadang menggelikan, sepertinya aku sudah jatuh hati pada setiap rangkaian kata-katanya.

Ceritanya sangatlah sederhana, tapi dari kesedehanaan itulah Windhy mengajak kita untuk melihat diri kita sendiri.

Bunga matahari selalu menghadap matahari. Mengikuti ke mana pun matahari pergi. Berusaha menjadi seperti matahari dan tertekan karena sadar tidak akan pernah bisa, sekuat apa pun dia berusaha. Dan karena perhatiannya selalu tertuju pada apa yang dilihatnya, dia tidak bisa melihat ke dalam dirinya sendiri. Bunga matahari tidak sadar kelebihannya sendiri. Dia tidak sadar dia lebih tinggi dari rata-rata bunga pada umumnya. Tidak tahu bahwa dia cantik. Tidak tahu bahwa banyak orang yang lebih senang melihatnya daripada melihat matahari itu sendiri.

Suka banget dengan kalimat diatas. Dan aku dibuat kaget dengan endingnya yang ternyata berbeda dari yang aku sangka.

Dan selalu, entah ini ciri khas dari si penulis atau bukan, tapi seperti novel Windhy yang aku baca sebelumnya. Buku ini kurang akan deskriptif, terlalu banyak percakapan tanpa adanya deskriptif yang mendalam.



View all my reviews

Wednesday, March 16, 2011

Review: The Magician

The Magician (Nicholas Flamel, #2)The Magician by Michael Scott

My rating: 3 of 5 stars


aiiiss, aku kurang mendapat feel dari buku 2 ini. Ceritanya terlalu bertele-tele dan banyak diskripsi yang diulang-ulang. Tapi, begitu mencapai bab-bab akhir, ceritanya kembali seru dan menegangkan. Sempat sebal sama si Josh yang mau membayar atas kebangkitan kekuatannya, padahal dia gak tau apa yang nantinya diminta oleh si Mars. Favoritku dibuku ini Perenelle Flamel.

Kelihatannya, buku 3 lebih seru nih.


View all my reviews

Tuesday, March 15, 2011

Review: Shakespeare's Landlord

Shakespeare's Landlord (A Lily Bard Mystery, #1)Shakespeare's Landlord by Charlaine Harris

My rating: 2 of 5 stars


kado dari mbak Indri.
tengkyuuu mbaaakkk.... *hugs*


Cerita yang lumayan. Kebiasaan Lily yang suka berjalan-jalan ditengah malam membuat dia menyaksikan sebuah mayat yang dibuang. Menurutku cukup aneh dengan kebiasaan Lily berjalan-jalan ini (meskipun dia berlatih karate), tapi mengingat dia mempunyai pengalaman yang buruk dan mengerikan, apa dia tidak merasa takut dan was-was, ditengah malam, jalan sendirian.

Lily akhirnya memutuskan untuk mencari sendiri siapa pembunuhnya. Sebagai pekerja pembersih rumah yang disewa perjam dia memperhatikan detail2 kecil yang ada dan berspekulasi siapa pembunuh sebenarnya.

Awalnya, saya sedikit curiga dengan guru karatenya, ternyata pembunuhnya sangat tidak disangka-sangka, dengan permasalahan yang sepele pula.

Ceritanya sangat cepat dan saya juga kurang bisa membayangkan setting tempatnya. *Ah, ternyata saya sedang lola (red: loading lambat)*

This book was ok, but not particularly interesting.


View all my reviews

Saturday, March 12, 2011

Review: Mata Air Air Mata Kumari

Mata Air Air Mata KumariMata Air Air Mata Kumari by Yudhi Herwibowo

My rating: 2 of 5 stars


Buku hadiah dari si penulis lewat mbak Trully (terima kasih mbak Trully, terima kasih mas Yudhi) + dapat tanda tangannya pula. *berbunga-bunga*

Dibaca dalam rangka baca bareng buku fiksi asli Indonesia "Mata Air Air Mata Kumari" oleh Yudhi Herwibowo bersama Goodreads Indonesia.

14 cerita pendek yang disajikan dalam sebuah buku. Lembar demi lembar saya membaca buku ini, saya terkesima oleh lantunan kata-kata yang terurai. Sangat nyaman untuk dibaca.

Tapi, sayang sekali, saya tidak dapat menikmati ceritanya sama sekali karena terus terang saya kurang suka dengan cerita seram dengan ending mengambang. Memang tidak semua dari cerita pendek ini mengambang, ada beberapa cerita yang berakhir dengan kematian. Intinya, tak satu pun dari cerita pendek didalam buku ini berakhir bahagia.

Saya suka dengan gaya menulisnya, sungguh. Tapi, bukankah penilaian terhadap sebuah buku yang lebih utama adalah jalan ceritanya? jadi maaf jika saya hanya memberikan bintang 2.




View all my reviews

Thursday, March 10, 2011

Review: Midnight Sun

Midnight Sun (Twilight, #5)Midnight Sun by Stephenie Meyer

My rating: 5 of 5 stars


Sayang sekali ini hanya draft novel yang tidak terselesaikan. Stephenie udah ngambek duluan gara-gara draft ini keluar di dunia maya, padahal novelnya belom selesai.

Dan dilihat dari draft-nya, ceritanya lebih menarik dari sisi Edward daripada sisi Bella. Dan kitalah, para kutubuku yang kecewa karena Stephenie tidak bakalan meneruskan menulis novel ini. *so sad*



View all my reviews
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...