Tuesday, May 22, 2012

Review: Chronicle (Ther Melian #2)


Chronicle (Ther Melian, #2)Chronicle by Shienny M.S.
My rating: 3.5 of 5 stars








Paperback, 520 pages
Published June 22nd 2011 by Elex Media Komputindo
ISBN13: 9786020002279
edition language: Indonesian
url: http://www.thermelian.co.cc
series: Ther Melian #2
characters: Rion, Vrey, Valadin Illiyara, Aelwen/Leighton




Sinopsis buku:



Setelah rahasia identitas Aelwen diungkap Rion, Vrey terombang-ambing di antara dua pilihan yang sama menyakitkannya. Memaafkan Aelwen, walaupun dusta yang telah ditumpuknya dan membuat hati Vrey terluka, atau menyerahkan seseorang yang telah menjadi sahabatnya selama tiga tahun kembali pada nasib yang membuat Aelwen melarikan diri dari masa lalunya.

Sementara itu, Valadin bertekad menuntaskan misinya, apa pun akibatnya. Dia harus menaklukkan Templia-Templia yang tersisa untuk mendapatkan Relik Elemental sambil terus berupaya menghindari kecurigaan bangsanya sendiri. Tapi semua itu tidak sebanding dengan kenyataan pahit yang menanti Valadin. Dia harus kembali berhadapan dengan Vrey untuk merebut kembali Relik Safir.

Kali selanjutnya, mereka harus memilih; mengenang masa lalu yang manis, atau saling bertarung demi masa depan yang diimpikan masing-masing. Kejar-mengejar dan pertarungan kedua belah pihak tak terelakkan lagi, KISAH mereka pun berlanjut...


Editor’s Note

- Lanjutan dari buku pertama, Ther Melian: Revelation.
- Ceritanya semakin menarik dengan begitu banyak rahasia yang terkuak satu per satu. Alurnya yang menarik dan membuat penasaran membuat cerita ini sulit diletakkan sebelum halaman terakhir


Review buku:


Waktu awal dapet hadiah dari Elex kirain cuman buku #1 aja yang gratisan, ternyata buku #2 juga nyangkut dikirim juga... hahaha *tertawa kegirangan*

Buku #2 ini cerita lebih menonjolkan sisi Leighton, kalau penulis menginginkan pembaca untuk jatuh cinta sama Leighton, kurasa penulis telah sukses melakukannya.

Buku ini jauh lebih seru dari buku pertamanya. Penulis sukses membuat alur cerita yang naik turun membuat hati berdebar-debar. Bahkan beberapa bab tidak mudah ditebak, meskipun ada beberapa pertarungan yang membosankan yang bila tidak diceritakan pun tidak menjadi masalah menurutku.

Dan sempat terkaget-kaget ketika rahasia Aelwen terungkap, yang sebenarnya pengen jedotin kepala ke tembok. Yah, kalau kamu sudah membaca buku ini pasti tau alasannya. Gimana caranya rahasia yang signifikan itu bisa disembunyikan selama 3 tahun. Masa sih Vrey gak pernah curiga sama sekali, apalagi mereka kan sekamar.

Aku kurang suka dengan Valadin yang kelihatannya labil. Dan tingkah laku putri Ascha waktu diculik. Halo!!, kok jadi berasa putri Ascha ini seperti teman si penculik, sempat-sempatnya mejelaskan lorong-lorongnya, padahal kan dia lagi diculik.

Prolog cerita sedikit membuat aku mengernyitkan dahi, bagaimana tidak, Valadin yang umurnya sudah ratusan tahun kok bisa-bisanya gitu suka sama anak yang baru umur 13 tahun. 13 tahun loh, dan Valadin masih memendam cintanya bahkan setelah 6 tahun berlalu.

Jubah nymph yang tiba-tiba jadi sedikit membuat kecewa hati, meskipun dijelaskan bahwa Aelwenlah yang mencari orang untuk membatu membuatnya , tapi mengetahui tiba-tiba jadi jubah, berasa seperti main sulap saja.

Bab 20. Woow, disaat semua menghadapi jalan buntu, tiba-tiba saja, kebetulan ada Elvar yang datang menolong, kebetulan juga Elvar itu adalah ayah Vrey, yang kebetulan juga Laruen kembaran Vrey juga ada di situ. Banyak sekali kebetulannya. Btw, Vrey dan Laruen itu kembar identik bukan? Dari deskripsinya sih bukan? CMIWW.
Dan woow lagi, ketika Vrey sudah kehabisan tenaga ketika memanggil kekuatan Aether Hamadryad untuk membantu melepaskan teman-temannya dan ternyata dia masih punya tenaga cadangan untuk memanggil kekuatan Aether lagi.

Sebel banget sama Laruen, heran deh, soalnya alasan membenci Vrey itu sangat kurang logis saja.

Dan, istilah kemenangan selalu berada di pihak yang benar, mungkin ini berlaku di buku ini. Bagaimana tidak, kalau dilihat kekuatan Valadin dkk lebih-lebih dari si Vrey dkk, tapi sepertinya Vrey dkk ada aja caranya buat menang.

Setidaknya di buku ini kalimatnya lebih enak di baca dari pada buku sebelumnya. masih banyak typo yang bertebaran, tapi dibanding buku #1, typo sedikit berkurang.

Dan endingnya lagi-lagi, membuat aku ingin melemparkan buku ini.
Ehtapi, pengalaman dari buku sebelumnya kelihatannya lakonnya gak bakalan mati deh.

Meskipun ada kekurangan di sana sini, buku ini tetap membuat penasaran setengah mati. Dan gara-gara penasaran, terpaksa dah beli buku 3 sama 4 nya...pffff...


View all my reviews

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...