Sunday, March 18, 2012

Review: 99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa


99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa by Hanum Salsabiela Rais
My rating: 2.5 of 5 stars






Paperback, 424 pages
Published July 2011 by Gramedia Pustaka Utama
ISBN 9792272741 (ISBN13: 9789792272741)
edition language: Indonesian



Sinopsis:



Aku mengucek-ucek mata. Lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus itu terlihat biasa saja. Jika sedikit lagi saja hidungku menyentuh permukaan lukisan, alarm di Museum Louvre akan berdering-dering. Aku menyerah. Aku tidak bisa menemukan apa yang aneh pada lukisan itu. "Percaya atau tidak, pinggiran hijab Bunda Maria itu bertahtakan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah, Hanum," ungkap Marion akhirnya.

***

Apa yang Anda bayangkan jika mendengar "Eropa"? Eiffel? Colosseum? San Siro? Atau Tembok Berlin?

Bagi saya, Eropa adalah sejuta misteri tentang sebuah peradaban yang sangat luhur, peradaban keyakinan saya, Islam.

Buku ini bercerita tentang perjalanan sebuah "pencarian". Pencarian 99 cahaya kesempurnaan yang pernah dipancarkan Islam di benua ini.

Dalam perjalanan itu saya bertemu dengan orang-orang yang mengajari saya, apa itu Islam rahmatan lil alamin. Perjalanan yang mempertemukan saya dengan para pahlawan Islam pada masa lalu. Perjalanan yang merengkuh dan mendamaikan kalbu dan keberadaan diri saya.

Pada akhirnya, di buku ini Anda akan menemukan bahwa Eropa tak sekadar Eiffel atau Colosseum. Lebih... sungguh lebih daripada itu.

***

"Buku ini berhasil memaparkan secara menarik betapa pertautan Islam di Eropa sudah berlangsung sangat lama dan menyentuh berbagai bidang peradaban. Cara menyampaikannya sangat jelas, ringan, runut, dan lancar mengalir. Selamat!"
–M. Amien Rais (Ayahanda Penulis)

"Pengalaman Hanum sebagai jurnalis membuat novel perjalanan sekaligus sejarah ini mengalir lincah dan indah. Kehidupannya di luar negeri dan interaksinya dengan realitas sekulerisme membuatnya mampu bertutur dan berpikir 'out of the box' tanpa mengurangi esensi Islam sebagai rahmatan lil alamin."
–Najwa Shihab (Jurnalis dan Host Program Mata Najwa, Metro TV)

"Karya ini penuh nuansa dan gemuruh perjalanan sejarah peradaban Islam Eropa, baik pada masa silam yang jauh maupun pada masa sekarang, ketika Islam dan Muslim berhadapan dengan realitas kian sulit di Eropa."
–Azyumardi Azra (Guru Besar Sejarah, Direktur Sekolah Pascasarjana UIN, Jakarta)

"Hanum mampu merangkai kepingan mosaik tentang kebesaran Islam di Eropa beberapa abad lalu. Lebih jauh lagi, melihat nilai-nilai Islam dalam kehidupan Eropa. Islam dan Eropa sering ditempatkan dalam stigma 'berhadapan', sudah saatnya ditempatkan dalam kerangka stigma 'saling menguatkan'."
–Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina dan Ketua Indonesia Mengajar)


Review:


12.12.11
STOP Dulu....
Belum akan mau melanjutkan mambaca buku ini.
Saya ingin menghilangkan dulu persepsi2 dan harapan saya yang terlanjur melambung tinggi akibat dari melihat review2 dan bintang tinggi yang melekat pada buku ini. Dan ketika saya membaca hingga halaman 68, ternyata ceritanya tak semenarik yang saya harapkan.

Agak kecewa sih, makanya saya terpaksa berhenti dulu dan melanjutkan membaca entah kapan lagi. *lirik yang punya buku* lama gak papa kan Bil? :D

Satu lagi, kenapa judulnya 99? kenapa bukan 1, 2 atau 50 mungkin?
Atau 99 mengacu kepada Asmaul Husna, tidak dijelaskan di sini?

Dan, aku sedikit menyipitkan mata ketika membaca pembukaan dari buku ini, cerita diawali dengan sebuah cerita fiksi/non fiksi? entahlah, tidak jelas juga. Tapi aku menduga itu adalah cerita fiksi karena penulis mendeskripsikan sebuah kejadian melalui sudut pandang seorang pemimpin perang yang telah terjadi sekitar 328 tahun lalu. Aku mebolak balik buku lagi untuk menyakinkan diri bahwa ini adalah buku nonfiksi, tapi kenapa terselip cerita fiksi di situ?

[
12.12.11
STOP Dulu....
Belum akan mau melanjutkan mambaca buku ini.
Saya ingin menghilangkan dulu persepsi2 dan harapan saya yang terlanjur melambung tinggi akibat dari melihat review2 dan bintang tinggi yang melekat pada buku ini. Dan ketika saya membaca hingga halaman 68, ternyata ceritanya tak semenarik yang saya harapkan.

Agak kecewa sih, makanya saya terpaksa berhenti dulu dan melanjutkan membaca entah kapan lagi. *lirik yang punya buku* lama gak papa kan Bil? :D

Satu lagi, kenapa judulnya 99? kenapa bukan 1, 2 atau 50 mungkin?
Atau 99 mengacu kepada Asmaul Husna, tidak dijelaskan di sini?

Dan, aku sedikit menyipitkan mata ketika membaca pembukaan dari buku ini, cerita diawali dengan sebuah cerita fiksi/non fiksi? entahlah, tidak jelas juga. Tapi aku menduga itu adalah cerita fiksi karena penulis mendeskripsikan sebuah kejadian melalui sudut pandang seorang pemimpin perang yang telah terjadi sekitar 328 tahun lalu. Aku mebolak balik buku lagi untuk menyakinkan diri bahwa ini adalah buku nonfiksi, tapi kenapa terselip cerita fiksi di situ?
(hide spoiler)]


19.03.12

2.5 bintang
Lumayan sih, tapi aku kurang suka.


View all my reviews

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...