Saturday, August 13, 2011

Review: Jika Aku Tetap Di Sini


Jika Aku Tetap Di Sini (If I Stay, #1)Jika Aku Tetap Di Sini by Gayle Forman
My rating: 3 of 5 stars






Poppy D. Chusfani (Goodreads Author) (Translator), Diniarty Pandia (Editor)

Paperback, 200 pages
Published February 8th 2011 by Gramedia Pustaka Utama (first published April 9th 2009)
ISBN139789792266603
edition language: Indonesian
original title: If I Stay
series: If I Stay #1
characters: Teddy Hall, Kim Schein, Mia Hall, Adam Wilde
setting: United States
Oregon (United States)

literary awards: An ALA/YALSA Quick Pick for Reluctant Young Adult Readers (2010), South Carolina Book Award Nominee for Young Adult Book Award (2011), TAYSHAS High School Reading List (2010), Goodreads Choice Award Nominee for Young Adult Fiction (2009), ALA Teens' Top Ten (2010)
ALA Teens' Top Ten (2010), Milwaukee County Teen Book Award Nominee (2010), Pennsylvania Young Readers' Choice Award YA Nominee (2011), Florida Teens Read Nominee (2010), Delaware Blue Hen Award (2011), Abraham Lincoln Award Nominee (2012)


Sinopsis Buku:



Mia memiliki segalanya: keluarga yang menyayanginya, kekasih yang memujanya, dan masa depan cerah penuh musik dan pilihan. Kemudian, dalam sekejap, semua itu terenggut darinya.

Terjebak antara hidup dan mati, antara masa lalu yang indah dan masa depan yang tidak pasti, Mia menghadapi satu hari penting ketika ia merenungkan satu-satunya keputusan yang masih dimilikinya---keputusan terpenting yang akan pernah dibuatnya.



"Amat sangat menyentuh." --Publishers Weekly, starred review

"Brutal sekaligus indah." --School Library Journal, starred reviewa commands.



Review Buku:
Sial!!! buku ini cengeng sekali atau aku yang terlalu cengeng.

Alur ceritanya maju mundur, tapi tidak membuat bingung.

Ceritanya sediih. Mia yang mengalami kecelakaan di pagi dimana salju mulai mencair. Ketika Mia, ayah, ibu dan adiknya hendak mengunjungi Henry dan Willow sahabat ayahnya. Semuanya meninggal kecuali Mia. Diantara hidup dan mati Mia yang jiwa/rohnya atau entahlah apa itu namanya bergentayangan/berjalan-jalan di sekitar rumah sakit, mengingat kembali masa dimana dia bersama keluarganya, pacarnya, sahabatnya, temannya. Disinilah Mia membawa kita mengenang masa lalunya.

Apakah ketika kita koma, kita akan mengalami hal seperti Mia?

Aku sendiri tak pernah mengalami koma, dan tidak menginginkannya. Tapi rasanya sedikit mustahil ketika kita koma, jiwa/roh kita berjalan-jalan. Entahlah.

Ketika Mia yang rohnya sedang berjalan-jalan, Mia mendapat kabar kalau si penabrak hanya mengalami gegar otak dan diperbolehkan pulang dan kecelakaan itu bukanlah juga salah si penabrak. Mia berpikir bahwa dia (si penabrak) adalah "si sial yang malang" yang berada pada tempat yang salah dan waktu yang salah. Dan Mia membayangkan ketika dia sembuh nanti, mungkin Mia akan mengunjungi rumahnya, untuk melepaskan beban di bahunya, menyakinkan itu bukan salahnya dan mungkin mereka bisa berteman.

Jika aku jadi Mia? Aku tak akan berpikir seperti itu, yang ingin berteman dengan si penabrak. Setidaknya saat ini.  Saat dimana kesedihan masih menaungi seperti mendung yang tak kunjung hilang. Dan aku tak akan mengunjunginya hanya sekedar melepaskan beban di bahunya, itu masalahanya sendiri, karena aku juga punya masalah sendiri.

Hidup ini terkadang memang tidak adil, jadi biasakanlah - kata Patrick dalam Spongebob Squarepants.

Ah sial lagi, buku ini membuat aku menangis. *srot*


View all my reviews

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...